anedjara.com - Waingapu, 18 Oktober 2024, Yayasan Adjarmanu (DJA) menerima email dari MPK yang isinya menerima Yayasan Adjarmanu sebagai anggota MPK. Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari permohonan Yayasan Adjarmanu untuk menjadi anggota MPK.
Sesuai dengan AD/ART MPK, pengesahan Yayasan Adjarmanu menjadi anggota MPK dan penyerahan Sertifikat Keanggotaan akan dilaksanakan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III MPK pada bulan November 2024.
Bagi saya pribadi, tentu ini menjadi kabar sukacita, tetapi disaat yang sama, baik keuangan secara pribadi maupun kelembagaan benar-benar dalam kondisi tidak ideal, sehingga terpikir untuk menyampaikan ke panitia agar diijinkan mengikuti kegiatan tersebut dari jarak jauh (daring).
Sebelum hal tersebut saya sampaikan ke panitia secara resmi melalui email, ketua Yayasan Adjarmanu mengatakan ke saya, akan coba menghubungi salah satu panitia dan menanyakan, jangan sampai panitia bisa menolong biaya transportasi. Setelah dihubungi, panitia tidak bersedia.
Waktu terus berlalu dan saya terus memikirkan bagaimana bisa sampai di Bandung yang merupakan tempat kegiatan. Selain kesulitan keuangan, disaat yang sama, saya sedang mendampingi mahasiwa Universitas Kristen Wira Wacana Sumba, Program Studi Manajemen sebanyak 25 orang sedang magang di Yayasan Adjarmanu.
Pendampingan terhadap mahasiswa magang terkait bagaimana mereka bisa mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan program di Adjarmanu, seperti melakukan identifikasi persoalan apa saja yang dihadapi oleh satuan pendidikan naungan, identivikasi potensi usaha masing-masing satuan, memahami market place, input data di SIPLah sebanyak 9 market place (telkom, Toko Ladang, Innona, Blibli, Gramedia, Intan Pariwara, Masmedia, Eureka Bookhouse, dan Temprina).
Setelah melakukan pendampingan mahasiswa, dilanjutkan dengan memberikan pelatihan komputer secara gratis bagi mahasiswa dengan materi: 1) Typing Master, 2) Ms. Windows, 3) Ms. Word, 4). Ms. Excel, 5). Ms. Power Point, 6) Google Drive, 7) Google Document dan 8) Google Spreadsheet.
Sambil mendampingi dan melatih mahasiswa, disaat yang sama harus mendapingi kepala sekolah, bendahara dan operator sekolah dalam pengerjaan DAPODIK, ARKAS, dan BKU. Sebagai informasi, sekolah naungan Yayasan Adjarmanu sebanyak 174. Sebanyak 158 diantaranya telah ber-NPSN. Dengan ber-NPSN, maka wajib mengerjakan DAPODIK, Sulinjar, ARKAS, BKU, dll.
Tantangannya adalah, masih banyak sekolah yang tidak memiliki perangkat laptop, kalaupun ada, laptop dengan spek sangat rendah. Adapun yang memiliki perangkat laptop dengan spek lumayan, tapi kemampuan dalam mengoperasikan sangat terbatas. Kompleksitas situasi yang dihadapi, menjadikan saya benar-benar berpikir untuk urung mengikuti Rakernas III MPK di Bandung.
Beberapa hari kemudia, saya coba cek jadwal kapal laut dan ada jadwal dari Waingapu ke Surabaya. Pikir-pikir, timbang-timbang, dan undur lagi. Hitung-hitung kekuatan keuangan yang ada, lamanya perjalanan dan mempertaruhkan aktivitas yang sedang berlangsung, baik mahasiswa magang maupun guru-guru, menjadikan saya sangat sulit membuat keputusan.
Sampai pada titik dimana, saya mengambil keputusan untuk tetap saja berangkat dengan kapal dan pesan tiket yang paling murah. Tidak harus dapat tempat tidur, bisa di lorong, atas kursi, atau sesuaikan dengan kondisi di atas kapal saja. Ahkhirnya saya jadi berangkat. Tiba di Surabaya, bingung mau kemana. Teringat Yayasan Trampil Indonesia yang merupakan mitra pertama Yayasan Adjarmanu sejak tahun 2013.
Tanpa menghubungi pihak Trampil, saya langsung mencari grab motor dan berangkat ke sekretariat Yayasan Trampil Indonesia. Setelah saya hubungi Bapak Takim Andriono, saya diijinkan untuk bernaung di sekretariat. Saya dilayani dengan baik dan dibantu untuk bisa tiba di bandung dan juga menginap disana.
https://www.facebook.com/share/v/np2hAimJiD4ucJ7U/
Saya tiba di Yayasan Trampil Indonesia sekitar pukul 10 malam dan melanjutkan perjalanan ke Bandung menggunakan kereta api pukul 5 pagi. Karena takut ketinggalan kereta, saya berangkat dari jam 3:30 ke stasiun kereta. Saya naik kereta dan menikmati perjalanan panjang sambil membayangkan, apa yang sedang terjadi di Yayasaan Adjarmanu, bagaimana dengan mahasiswa, bagaimana dengan guru-guru. Malam pun tiba, dan akhirnya saya tiba di Bandung dalam keadaan selamat.
https://www.facebook.com/share/v/KNnuSscRKp81RyY6/
https://www.facebook.com/share/r/cG5AiydE2yTHuQPp/
Duduk-duduk di stasiun KA Bandung sambil melihat kiri kanan, mengamati penumpang lain, mengamati kereta yang lewat, dan mengamati hujan turun, sambil buka aplikasi untuk mencari penginapan yang murah, karena saya tiba 2 hari lebih awal dari jadwal check in hotel haris oleh panitia.
Beberapa kali saya coba cek tempat penginapan, dapat yang harga 80an ribu di aplikasi, giliran mau dibayar, tembus di atas 100an ribu. Itu menjadi pilihan termurah dan saya harus membuat keputusan dan saya putuskan untuk mesannya. Selesai pesan dan bayar, saya belum bisa langsung ke sana karena masih hujan deras. Saya mau pesan grab mobil, harga dua kali dari grab motor. Tunggu hujan redah dan ahkhirnya saya pesan gram motor. Tak lama kemudian, grab motor datang dan saya pun di atar ke tempat nginap.
Di jalan, saya memperhatikan kota Bandung di malam hari sambil ditemani gerimis. Saya ngomong ke pengendara motor "keras sekali menjalahi hidup disini ya mas, sampai cari penumpang dengan hujan-hujan" dia pun membalas menggunakan bahasa Jawa, saya balas, saya tidak mengerti, saya dari NTT. Baru dia balas menggunakan bahasa Indonesia dan berkata "begitulah hidup disini bang".
Saya terus memperhatikan jalan dan pemandangan di sekitar sambil mengingat Sumba. Rasanya berat tapi saya harus jalani dan nikmati setiap proses yang ada dan hati saya damai sekapun perut sedang lapar. Tiba di penginapan, saya tanya ada warung atau kios di sekitaran sini, dan pelayan pun menghinformasikan ada kios di depan. Saya simpan tas sebentar, dan ke depan, sambil melihat-lihat roti atau biskuit dengan harga terjangkau dan juga air minum di botol. Setelah beli, saya kembali ke kamar dan makan, trus baring sambil menatap plafon, jendela, tv yang mati, sambil makan roti yang dibeli.
Setelah larut malam dan mata mulai tidak terkendali untuk tertutup, saya pun tidur. Beruntuk tidak mimpi dan tetap tidur nyenyak. hehehe. Dari tempat tersebut, saya cari grab motor untuk diantar ke Hotel Haris. Tiba di depan ruang loby, saya melihat bapak/ibu dengan berpakaian rangat rapi, saya mengenal ini rombongan MPK yang mau tour ke CBCS. Saya yang bilang, ijin bapak, saya dari NTT anggota MPK Baru dan baru tiba. Saya salah satu rombongan tour CBCS, saya sudah daftar. Bapak itu langsung bilang, langsung naik aja di bus pak. Saya pun naik bus dengan ransel-ransel pakaian, dan sandal jepit. Awalnya saya lumayan kikuk, karena saya sendiri yang menggunakan sandar jepit dan celana training. Semua pada pakai pakaian patah-patah dan penampilan yang sangat rapi. Saya berusaha tetap menjadi diri sendiri dan menikmati setiap perjalanan. Tiba di CBCS, saya merasa seperti ada di dunia yang lain, dibandingkan situasi pendidikan di Sumba Timur, NTT.
https://www.facebook.com/share/v/SJTjizvJiTo1FWtB/
Demikian cerita singkat yang lumayan panjang. :)
Bersambung......
Komentar
Posting Komentar