Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Ulang Tahun Yayasan Adjarmanu ke 9

9 Tahun Yayasan Adjarmanu (12/12/12 - 12/12/21) Disaat facebook mengumumkan perubahan nama dari facebook menjadi Meta, di tahun yang sama pada ulang tahun ke 9, manajemen Yayasan Adjarmanu juga mengumumkan singkatan dari nama Yayasan Adjarmanu yang tertuang dalam Anggaran Dasar Yayasan Adjarmanu dan SK Kementerian Hukum dan HAM RI yaitu DJA .  DJA menjadi sebutan lain dari ADJARMANU. Tidak terasa waktu terus berlalu dan sejak yayasan ini didirikan, sudah banyak terobosan yang dilakukan demi terwujudnya visi dan misi lembaga dalam mendukung proses pembangunan bangsa ini. Sebanyak 30an orang guru yang sudah meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.), hasil kerja sama dengan Yayasan Trampil Indonesia dan MPK.  Aksi nyata lainnya adalah respon bencana alam gunung sinabung di Sumatera Utara, respon bencana pandemi covid 19 dalam bentuk pembagian masker, respon bencana alam badai seroja di Sumba Timur dalam bentuk penyaluran bantuan makan, pakaian, obat-obatan, seng, paku seng dll.

Yayasan Adjarmanu menyalurkan bantuan ke Warga RT 11 Kelurahan Prailiu

Adjarmanu News - Senin, 20 April 2021 tim Yayasan Adjarmanu mendistribusikan bantuan ke warga RT 11 Kelurahan Prailiu. Hal ini tidak terlepas dari dampak bencana yang terjadi di NTT secara umum dan Sumba Timur secara khusus. Sebanyak 53 kepala keluarga yang mendapatkan bantuan sesuai dengan data yang diperoleh dari ketua RT 11 yang sekaligus sebagai ketua RT setempat. Respon tanggapan bencana yang dilakukan oleh Yayasan Adjarmanu sesuai dengan yang diamatkan oleh anggaran dasar lembaga Yayasan Adjarmanu. Pembagian bantuan ini dipimpin langsung oleh ketua Yayasan Adjarmanu yaitu ibu Masnauli Marbun. Ikut sebagai tim yaitu  Marinus Hamba Banju, Derianto M. Rihi, dan Paulina Ratu. Distribusi bantuan ini dilakukan setelah memprioritaskan korban banjir yang terdampak lebih dengan tingkat kerusakan rumah dan isinya.

Respon Bencana Sumba Timur

  Proses penyaluran bantuan melalui Yayasan Adjarmanu terus berlangsung, baik makanan siap saji, maupun siap olah. Pertimbangan mengapa masih tetap disalurkannya makanan siap saji karna dari hasil temuan tim Adjarmanu saat pendistribusian makanan siap saji, masih ada rumah korban banjir yang sampai dengan saat ini masih kesulitan untuk masak. Sulitnya menemukan kayu api (karena terendam banjari), kelangkaan minyak tanah, kompor yang sudah rusak atau hanyut dari banji, bahkan ada yang kecurian, menjadi tantangan tersendiri. Tim Adjarmanu siang dan malam mendistribusikan makanan di sekitar kambaniru, lambanapu, mauliru, mauhau. Saat pendistribusian malam hari, ditemukan banyak warna yang terbagi dalam beberapa titik di pinggir jalan. Setelah ditanya apa yang mereka kerjakan, mereka menjawab lagi jaga rumah dari pencurian. Lagi kami bertanya, "ama-ama dong sudah makan?" mereka menjawab "sudah om". Kembali lagi kami bertanya "kapan makannya?", dan mereka menj