Oleh Jemy V Confide Konon, dikisahkan, pada suatu senja di tepi pantai, Xenna berjalan-jalan bersama seorang ratu di tepi pantai. Sang Raja yang dikenal lalim dan kejam tengah terbaring sakit-sakitan menanti ajalnya meskipun aura kekejiannya tidak juga memudar. Sementara itu, Sang Ratu tengah menulis sebuah kitab kebijaksanaan (book of wisdom) yang diharapkan menjadi tuntunan hidup bagi seluruh rakyatnya. Buku itu berisi keteladanan-keteladanan dan kebaikan-kebaikan dan kebaikan yang harus dilakukan oleh seluruh rakyat di kerajaan tersebut. Terang saja, buku itu ibarat setetes air di tengah padang pasir bagi rakyat yang hidup di bawah kekejaman seorang raja yang lalim. Aneh bin ajaib, sang ratu mengumandangkan bahwa penulis book of wisdom adalah suaminya dan bukan dirinya. Menyaksikan keganjilan tersebut, Xenna, sang pendekar, dengan kritis bertanya, “Ratu, Anda yang menulis kitab ini dengan susah payah tetapi kitab ini akan dikenang sebagai karya dari suami anda. Apa unt
Selalu Belajar Memberikan yang Terbaik