Satu kesempatan yang baik, saya bisa mengikuti kegiatan Konsultasi Nasional II Gereja dan Pendidikan Kristen di Indonesia yang disenggarakan oleh Majelis Pendidikan Kristen, pada tanggal 19-21 Mei 2016 di Empire Palace Surabaya.
Adapun yang menjadi Tema adalah:
"Bertolong-tolonglah dalam menanggung bebanmu untuk membangun bansa dengan Kasih Kristus"
Sub Tema:
"Dengan semangat kebangkita nasional, gereja meningkatkan peran pendidikan kristen dalam mewujudkan generasi emas Indonesia"
TUJUAN:
Materi konas akan berfokus pada 5 fokus dengan output masing-masing fokus sebagai berikut:
- Dukungan Inisiatif Revolusi Mental
- Perbanyak dan Tingkatkan Kualitas Pendidikan Anak Usia Dini dan Guru Sekolah Minggu
- Perlengkapi Pengurus, Guru dan Kepala Sekolah dan Orang tua
- Dorong dan Gerakkan anak-anak Muda agar mau menjadi guru
- Galang Dana Pendidikan dan berdayakan sekolah-sekolah kristen yang ada.
SASARAN PESERTA:
- Para pemimpin gereja dalam lingkup sinode anggota lembaga gerjawi
- Para pemimpin yayasan/badan penyelenggara pendidikan kristen
- Para pemimpin perguruan tinggi kristen dan sekolah tinggi teologia
- Para pemimpin lembaga gerejawi tingkat nasional.
- Para pemimpin MPKW
- Para pakar dan pemerhati dunia pendidikan kristen
- Para usahawan, profesional, dan cendekiawan kristen
- Para undangan lainnya.
NARA SUMBER:
Fokus 1:
- Prof. Dr. Paulus Wirutomo (Guru Besar FISIP UI)
- Pdt. Dr. Robby I. Chadra (GKI)
- Dr. Yohanes Mulyadi (Universitas Negeri Malang)
Fokus 2:
- Dra Budi Wardhani (Yayasan Cahaya Harapan Bangsa-Bangsa)
- Inggris Lydia Subagyo (Gereja Baptis)
- Purnawan Kristanto (GKI)
Fokus 3:
- Takim Andriono, Ph.D
- Pdt Maskus Dominggus Lere Dawa
- Dra. Charlotte Pratna (Yayasan Mendidik Bagi Negeri)
Fokus 4:
- Paul Richardson (Mustard Seed/Charis Malang)
- Evie Trisna (Bidang Pendidikan Yayasan IPEKA, Indonesia Mengajar)
- Kresnayana Yahya, M.Sc. (GKI/MPKW Jatim)
Fokus 5:
- Pdt. Nathanael Channing (GKI Sulung)
- Pdt. (Em) Kuntadi Sumadikarya
- Suwadji Widjaja (PGTI Jatim)
- Hendri Prabowo (Kawan Berbagi)
- Bayu Dininggrat
Oleh pertolongan Tuhan, kegiatan ini dapat berjalan dengan baik. Ada banyak rekomendasi yang dihasilkan bagi pertumbuhan dan perkembangan pendidikan kristen di Indonesia.
Saya secara pribadi belum bisa membangikan hasil Konas II secara keseluruhan, tetapi paling tidak saya bagikan kepada saudara/i akan apa saja yang saya dapatkan. Hal yang paling saya ingat dan dicatat adalah, peryataan dari ketua MPK, bahwa “kita tidak dapat berkontribusi besar bagi bangsa ini jika kita berjuang sendiri-sendiri”.
Kondisi pendidikan kristen di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Potret pendidikan kristen menunjukan bahwa ada sekolah dan perguan tinggi dengan kuliatas sangat baik, tetapi jauh lebih banyak sekolah-sekolah dan perguruan tinggi kristen dengan kuliatas buruk.
Tentunya ada begitu banyak penyebabnya. Pertama, tingkat kebergantungan yayasan-yayasan kristen terhadan bantuan atau sponsor sangat tinggi. Dengan kata lain, jika tidak ada sponsor dari luar, maka sekolah terancam ditutup atau berharap bantuan dari pemerintah. Kedua, rendahnya kepedulian gereja terhadap pendidikan kristen itu sendiri. Gereja tidak lagi merasa bahwa pendidikan itu adalah tugas gereja, melainkan menyerahkannya ke pihak pemerintah. Sehingga gereja-gereja berlomba membangun gedung ibadah yang megah, sementara sekolah-sekolah kristen yang didirikan oleh gereja itu sendiri melalui yayasannya terabaikan. Sehingga tidak jarang kita temui gedung-gedung sekolah kristen yang memprihatinkan, tapi tidak jauh dari sekolah tersebut, kita temukan gereja dengan sangat megah dengan menelan biaya sangat besar. Potret gereja dan sekolah yang sangat kontras menunjukkan, gereja bukan tidak punya uang, tetapi lebih pada gereja tidak lagi merasa pendidikan kristen melalui sekolah-sekolah yang didirikannya bukan lagi tugasnya.
Dari sisi lain, anak-anak usia sekolah hanya menggunakan gedung gereja yang megah hanya sekali seminggu (kurang lebih) dan lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah. Artinya, sekolah jauh lebih memberi pengaruh baik atau buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan rohani para siswa.
Jika gereja terus mengabaikan apa yang menjadi salah satu tugas pokoknya, maka anak-anak akan dididik di sekolah-sekolah sekuler, perlilaku mereka akan sangat sekuler, dan bukan tidak mungkin suatu saat nanti mereka akan meninggalkan dan menghamcurkan setiap bangunan gereja yang dengan susah payah di bangun. Hal ini sudah terjadi di banyak negara maju.
Tentunya masih banyak hasil Konas II, dan saya tidak bisa membagikannya secara keseluruhan melalui tulisan, karna tentunya butuh waktu yang cukup lama.
info lebih lanjut, bapak/ibu/saudara/i bisa mengakses melalui link sebagai berikut: http://konas2016.generasiindonesia.id/...
Kiranya tulisan ini memberkati kita dan membuat kita berpikir akan apa yang perlu kita kerjakan saat ini dan dimasa yang akan datang. Tuhan Memberkati.
Komentar
Posting Komentar