anedjara.com - Selasa, 25 April 2023 menjadi salah satu momen bersejarah bagi Aba Gladly Djara Ane yang sering disapa Aba. Usianya 6 tahun lebih dan bersekolah di PAUD Adjarmanu 5 Padadita.
Ceritanya dimulai dari sini.
Malam saya diajak oleh bundanya Vica ke ATM untuk mengambil uang karna tidak ada lagi uang cash di tangan. Akhirnya saya, Rambu Gita, Aba dan bundanya mencari ATM terdekat dan berhasil menarik uang cash.
Selepas dari ATM (dekat Polres Sumba Timur), anak-anak meminta untuk dibelikan sesuatu. Saya menekan pedal gas mobil pickup menuju taman kota Waingapu (ikan lumba-lumba). Di taman tersebut, saya, Rambu Gita dan Aba duduk sambil bermain menikmati malam dan hiruk pikuknya kendaraan.
Setelah bundanya selesai belanja donat di Kings Bakery, datang pedagang pisang. Setelah tawar menawar, dibeli 2 sisir. Entah apa yang ada di kepala bundanya Aba, iseng saja bilang ke Aba "Aba berani jual pisang, tidak?. Aba pun merespon "Beraaaniiii" (sambil senyum dan menatap dengan meyakinkan). Selanjutnya Aba mengangkat dua sisir pisang, sambil mengamati kiri kanan muka belakang, melangkah sedikit, berhenti lagi, mundur lagi, maju lagi. Melangkah sekitar 4 atau lima langkah, berhenti lagi. Saya hanya mengamati dengan ekor mata, sambil melihat hp.
Setelah dekat dengan orang-orang yang akan dia tawarkan, dia mundur lagi, maju lagi, dan beranikan diri dengan bertanya "Om beli pisang?" dan omnya menjawab "Tidak de". Aba pun merespon dengan kata "Ooooo.....". Dia melangkah lagi dan melihat pasangan opa oma. Aba menanyakan hal yang sama, dapat jawaban yang sama :D. Akhirnya Aba mondar mandir di depan opa oma, kembali bertanya lagi "oma tidak beli pisang?".... masih dengan jawaban yang sama. Entah apa yang ada di kepala Aba, tetap saja dia mondar mandir dan tawar ulang-ulang di orang yang sama, sementara di taman kota banyak sekali orang.
Akhirnya luluh juga hati opa oma tersebut dan bertanya "berapa harga pisang itu nak?" Aba menjawab "Lima belas ribu". Akhirnya opa dan oma membeli pisang yang dijual Aba. Dia berlari dengan muka kegirangan sekali sambil memegang uang Rp 15.000,-. Sambil loncat-loncat dan muka penuh bangga, dia lihat dan lihat lagi uang itu.
Saat akan kembali, kami minta, Aba tanya dong nama omanya. Aba kembali lagi kepada opa oma itu dan bertanya, siapa nama oma? dan dijawab Ibu Jo. Aba langsung berlari menghampiri saya dan berkata Ibuuu Joooooo. Saya pun berjalan bersama Aba sambil mengelus kepalanya dan berkata "Hebat sekali anak ayah. Benar-benar mirip keberaniannya abang dengan opa Djara Ane yang sama nama dengan Aba. Benar-benar hebat anak ayah". Dia jalan dengan penuh semangat menuju mobil.
Saat di dalam mobil, bundanya Vica bertanya kepada Aba, bang, bagaimana tadi? bagaimana perasaan abang? Aba menjawab Aba malu. Trus ditanya lagi, kenapa Aba malu? Aba menjawab Kan Aba seperti lagi minta-minta... Trus bundanya menjawab, itu Aba bukan lagi minta-minta, tapi abang lagi jualan barang. Kalau minta-minta, ya seperti ini (sambil menadahkan tangan). Kalau yang tadi, abang bukan minta-minta atau mengemis. Aba pun diam sambil memegang uang Rp 15.000,- hasil dagang perdananya di umur 6 tahun 8 bulan.
Lewat momen tidak terduga ini dan tidak terencana, biarlah menjadi pengalaman berharga baginya untuk kelak menjadi seorang pemberani, menjadi seorang pengusaha yang tangguh dengan tidak gengsi terhadap apa pun.
Penulis: Ane Djara
Komentar
Posting Komentar